gteu7

#navbar-iframe{opacity:0;-moz-opacity:0;filter:alpha(Opacity=0);background:#000 url(https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNMd2wvR_jmDvHIkrIDuOwwvpeZ4MlrcII5e57MDF22fCChRH-qJR_vx7Dzz-rTBtnZcmCWjhdW-_06irKn_iuT8yfNGs1fBRJUpWX2xG9pXZ_RqVDjsFz6MpTvrZexftt96UDvJHOf6o/s1600/1b.gif) center repeat;} #navbar-iframe:hover{opacity:0.4;-moz-opacity:0.4;filter:alpha(Opacity=40);} /* General */

Rabu, 30 Maret 2016

profil dari EKO KODOK

ketemu lagi dengan saya lagi sobat.hahahaha semoga kalian tidak bosan dengan blog saya..
    Siapa yang tidak kenal dengan pembalap Drag Bike yang satu ini, kalau tidak kenal kebangeten bangetkalian sobat. Eko ” Kodok ” Sulistyo pembalap asal kota Semarang Jawa Tengah ini namanya emang sangat terkenal apalagi buat para penggila balap lurus. Pembalap yang lahir pada tangal 3 Maret 1986 ini memang sengada lawan kalau buat di arena drag bike. Disetiap event yang diikutinya pasti namanya terpampang di 5 besar hasil lomba.
drag bike 10
Dari joki drag bike untuk sampai saat ini Eko sudah bisa memiliki 2 unit mobil pribadi, rumah tinggal dan tentu saja mencukupi keluarganya dong.Tahun 2013 ini Eko Sulistyo bergabung dengan tim Abirawa untuk turun di event Drag Bikenya Trendy , Kejurnas dan juga event-event gedhe lainya. Dan kontraknya akan diperpanjang untuk tahun depan dengan nilai kontrak yang wuuih.. 125 Juta per tahun, setara pembalap papan atas Motoprix bro.
Selain ikutan di event itu, Eko Sulstyo juga dibebasin buat ikutan balapan di event-event kecil, dan bebas ngebesut motor dari tim mana aja. Tentu saja pendapatanya bakalan mantap, mengingat sangat jarang sekali dia tidak naik podium di kelas yang diikutinya. Belum lagi pendapatan yang di dapat dari start money, jadi selain dapat dari angpau jawara, buat yang mau motornya dibesuk Eko Kodok juga harus ada start moneynya. 400 ribu per kelas bro, ada yang minat???? Namun itu belum tentu pasti dinaikinya, harus lihat motornya urai joki nyangsetiap event bisa turun sampai puluhan kelas ini. Jadi berapa yah pendapatanya, hehe.
eko kodok
Eko Sulistyo mengawali kariernya di adu kebut trek lempeng sejak tahun 2001, saat itu dia masih berseragam sekolah menengah pertama. Pertama turun dia balap di trek lempeng dia  langsung dapat naik  podium. Sejak itulah nama dia perlahan mulai naik dan terus naik sampai dengan seperti sekarang ini. Di awal kariernya dia banyak diajari oleh beberapa dragster senior, salah satunya adalah Rovino Sanjaya, dan sekarang ini banyak juga sebenarnya para joki muda yang mendapatkan pengarahan darinya, “Namun hanya pengarahan biasa bukan murid” tandasanya.
Saat ditanya tentang kenapa ga bikin sekolahan balap Drag, eh dia jawabnya belum kepikiran. ” Sulit buat mendidik kalau memang belum punya bakat mas, belum lagi seorang joki drag bike juga harus mempunyai bentuk tubuh yang ideal, kalau buat mendidik joki cewe malah kayaknya bisa lebih mudah diarahkan.” urainya saat ditemui di Kosgoro’57 VSC Drag Bike di alun-alun Wates DIY.
Di sepanjang kariernya juga ga selalu mulus seperti aspal sirkuit drag bike, dia juga pernah mengalami sesuatu yang sempat bikin dia absen 1,5 tahun dari dunia balap drag. Di 2002 saat mengikuti drag bike di Tawang Mas, Semarang, Suami dari Anindya Pramestiani dan bapak dari Astrela Norin Nathania ini menabrak dan terlindas truk gandeng saat dia mencoba kuda pacunya di luar trek. Saat itu dia terluka sangat parah dan sampai 1,5 tahun baru bisa turun balap lagi. ” Parah sekali mas, pokonya parah. Sempat trauma sih, tapi itu dulu, sekarang sudah biasa saja ” Ujar Eko sambil menunjukan bekas luka dan jahitanya di perut dan kakinya.
drag bike 36 
Dibalik semua itu sekarang dia menjadi joki drag yang jadi patokan para dragster lainya, timnya selalu jadi patokan. Bahkan best tim di arena kebut lurus 201 M catatan waktunya untuk saat ini belum bisa dikalahkan. Membesut KTM 250cc 2 tak milik Abirawa dia mampu menorehkan catatan waktu 6,7 detik di event Trendy Senayan awal tahun 2013 ini.
Tidak cuma balap drag bike saja, dia juga pernah sesekali ikutan balap road race loh, di tahun 2006 kakak kandung dari mendiang Stevanus Nawier yang meninggal beberapa waktu lalu ini pernah mengikuti road race di Magelang. “Saat itu tidak sengaja ikutan, mau ikut balap di Papua tapi acaranya dipending trus dtawarin ikutan road race oleh mekanik, siapa takut!!. Tidak juara sih, namun start dari posisi ke-16 dan finish di posisi ke-14.” Ujar Kodok sambil bilang kalau dia juga berani ngerebahin kuda besi sampai dengkulnya sentuh aspal. Salut deh, pokoknya kamu bisa jadi inspirator para anak muda agar bisa menyalurkan bakatnya di ajang resmi, bukan di jalanan umum. andriansah
 gmana sob pham apa tidak dengen blog dari saya kalo tidak paham bisa ngasih komen oke sobat....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar